Sabtu, 27 Juni 2009

href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPAKGIT%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml">

PERUBAHAN DAN KONFLIK SOSIAL

Manusia saling membutuhkan satu sama lain. Kita dituntut berperilaku sesuai dengan lingkungan sosial di mana kita berada. Istilah perilaku sosial, tindakan sosial merupakan perwujudan dari manusia sebagai mahluk sosial dalam melakukan hubungan dengan sesamanya.

A. Perilaku Sosial

Sosialisasi merupakan proses belajar yang dilakukan oleh seseorang semenjak masa kanak-kanak hingga masa tuanya, mengenai pola-pola tindakan dalamberinteraksi dengan segala ragam individu yang ada disekelilingnya. Pembinaan kepribadian dapat membantu seseorang untuk menyesuaikan diri. Kepribadian sangat dipengaruhi oleh faktor genetika (genotype), pengalaman, pendidikan, perasaan, naluri dan lingkungan fisik/sosial budaya. Secara umum, perilaku sosial adalah tingkah laku seseorang dalam berteman yang lebih mengedepankan unsur normatif daripada unsur pribadi.

Deviation = penyimpangan terhadap kaidah dan nilai-nilai dalam masyarakat dari individu. Deviants = orang yang berperilaku menyimpang. Predikat yang melekat pada diri manusia = homo socius : mahluk sosial yang saling membutuhkan, saling bergantung satu sama lainnya dan timbul saling menghormati, saling mempengaruhi.

B. Tindakan Sosial

Max Webber (sosiolog Jerman) “tindakan sosial dimulai dari tindakan/perilaku seseorang dengan perilaku orang lain, yang dapat dipahami secara subjektif dan diorientasikan pada tujuan tertentu. Tindakan sosial adalah tindakan individu sepanjang tindakannya mempunyai arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan pada tindakan orang lain.

Ada 3 konsep tindakan sosial, yaitu :

1. Tindakan sosial tindakan seseorang yang diarahkan kepada orang lain.

2. Tujuan adalah untuk mendapatkan reaksi dari sasaran yang sesuai harapan.

3. Pemahaman adalah suatu penafsiran seseorang terhadap tindakan tersebut sehingga dapat memberikan reaksi.

Ciri-ciri pokok tindakan sosial antara lain :

1. Tindakan yang memiliki makna subjektif

¨ Artinya tindakan nyata yang memiliki makna bagi dirinya, yang belum tentu memiliki makna bagi orang lain.

2. Tindakan nyata yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subjektif

3. Tindakan yang berpengaruh positif

4. Tindakan sosial selalu diarahkan pada orang lain untuk mendapat respons

5. Tindakan merupakan respon terhadap perilaku orang lain

4 tipe tindakan sosial antara lain :

1. Rasionalitas Instrumental (Zwerk Rational)

Merupakan tindakan sosial murni yaitu memperhatikan cara bertindak dan tujuan yang hendak dicapai (contoh : mahasiswa belajar untuk mendapat nilai yang memuaskan)

2. Rasionalitas yang Berorientasi Nilai (Werktrational Action)

Tindakan yang dilakukan merupakan salah satu cara yang baik dan tidak bertentangan dengan kaidah, tetapi tidak diyakininya sebagai cara terbaik untuk mencapai tujuan (contoh : mencari jalan pintas untuk cepat sampai tujuan)

3. Tindakan Efektif (Affective Action)

Tindakan yang dibuat-buat yang didominasi oleh perasaan atau emosi (contoh : berani melakukan sesuatu yang belum tentu bisa, hanya ingin mendapat pujian)

4. Tindakan Tradisional (Traditional Action)

Merupakan tindakan yang tidak rasional (contoh : seorang ibu hamil membawa gunting/rempah-rempah bila akan bepergian)

C. Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan kunci/syarat utama dari semua kehidupan sosial. Tidak ada interaksi sosial berarti tidak ada kehidupan bersama-sama. Interaksi sosial dapat terjadi bila adanya aksi – reaksi antar dua orang atau lebih. Interaksi sosial terjadi bila ada kontak sosial dan komunikasi.

Kontak sosial Primer : bertyemu lansung

Skunder : tidak langsung / melalui media perantara ; surat, telefon, media masa ).

Interaksi sosial antara :

1. Individu – individu contoh : Pedagang – pembeli

2. Individu – kelompok contoh : Inspektur upacara – peserta upacara

3. Kelompok – kelompok contoh : Perkawinan, pertandingan sepak bola

Ciri – ciri Interaksi sosial :

1. Pelaku lebih dari satu orang atau satu kelompok

2. Adanya komunikasi diantara pelaku

3. Adanya tujuan, mungkin sama / tidak sama antar pelaku

Faktor – faktor yang mempengaruhi berlangsungnya proses interaksi sosial antara lain :

1. Imitasi ( Tiruan / meniru / menirukan )

Contoh : Seorang anak yang berprilaku seperti orang tuanya.

2. Sugesti

Proses penenaman gagasan, pandangan / perasaan kedalam pikiran seseorang dan diterimanya tanpa melalui pemikiran yang kritis.

3. Identifikasi

- Keinginan – keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi identik dengan orang lain, yang menjadi idolanya

- Menyamakan diri terhadap orang lain melelui imitasi dan sugesti

4. Simpati

Proses dimana seseorang merasa tertarik kepada pihak lain, yang lebih didorong oleh perasaannya dan bersifat subjektif. Contoh : Melihat orang lain langsung tertarik, padahal sebelumnya tak pernah ketemu.

D. Bentuk Interaksi Sosial

- Bentuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif, contoh : Kerjasama dan akomodasi.

- Bentuk interaksi sosial yang bersifat disosiatif, contoh : persaingan, kontroversi, dan

- Kerjasama ( cooperation ), contoh : koperasi.

Dalam pelaksanaannya kerjasama dapat diklasifikasikan dalam lima (5) bentuk, antara lain :

1. Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong.

2. Bergaining yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antar dua organisasi atau lebih.

3. Ko-optasi ( co-optation ) yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai alah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.

4. Koalisi ( coalition ) yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.

5. Joint – venture adalah bentuk kerjasama yang bergerak dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, dengan bagi keuntungan berdasarkan kesepakatan. Contoh : Proyek pertambangan minyak PT Pertamina dan PT Coltek.

4 macam proses kerjasama yaitu :

a. SPONTAN (Spontaneaus cooperation) – secara otomatis ada dalam masyarakat, contoh : gotong royong

b. LANGSUNG (Directed cooperation) – terbentuk karena adanay perintah dari atasan atau penguasa

c. KONTRAK (contractual cooperation) – terbentuk atas dasar perjanjian

d. TRADISIONAL (traditional cooperation) – merupakan bagian dari sistem sosial

Terciptanya kehidupan sosial yang sesuai dengan kaidah, karena adanya akomodasi untuk memperlancar interaksi soaial dengan mengurangi pertentangan, mencegah terjadinya disintegrasi, menggalang kerjasama dan pencampuran kebudayaan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.

Hasil-hasil yang diperoleh dari proses akomodasi adalah :

· Menghindarkan masyarakat dari benih-benih pertentangan

· Menekan oposisi

· Melahirkan kerjasama

· Menyelaraskan dengan perubahan

· Memungkinkan terjadinya pergantian dalam posisi tertentu

· Terjadinya asimilasi

Persaingan – bentuk sosial bersifat disosiatif/asosiatif

Persaingan bentuk asosiatif – adanya perserikatan/perkumpulan seprofesi, untuk kemajuan pribadi dan relasinya/kelompok.

Disosiatif – memecah belah antar individu antar kelompok

Tipe persaingan – pribadi (rivalry) dan tidak pribadi.

Persiangan pribadi dan tidak pribadi menghasilkan beberapa bentuk persaingan, antara lain :

1. Persaingan Ekonomi

Persaingan yang muncul karena terbatasnya jumlah persediaan barang dibandingkan dengan jumlah konsumen sehingga produsen bersaing dalam menghasilkan barang dan jasa

2. Persaingan Kebudayaan

Persaingan dimana dua kebudayaan berada dalam suatu wilayah sehingga terjadi persaingan di antara mereka

3. Persaingan Kedudukan

Persaingan untuk mendapat kedudukan yang paling dihargai dalam suatu wilayah dan memiliki peranan yang menentukan dalam masyarakat

4. Persaingan Ras

Persaingan disebabkan oleh pandangan terhadap perbedaan ciri-ciri secara lahiriah

Fungsi persaingan dalam batas-batas tertentu antara lain :

· Kompetisi yang positif mendorong kemajuan

· Alat seleksi

· Memupuk rasa solidaritas

· Mendorong kreatifitas

· Mendapatkan hasil yang lebih baik

· Mendorong penemuan baru

Kontravensi (contravention) adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain/kelompok lain

Bentuk- bentuk kontravensi antara lain :

Þ Kontravensi bersifat umum

Meliputi perbuatan-perbuatan seperti keengganan, penolakan, protes, kekerasan dan kekacauan

Þ Kontravensi sederhana

Yaitu menyangkal pernyataan orang lain di muka umum. Contoh : memfitnah, memaki lewat surat/selebaran

Þ Kontravensi intensif

Contoh : penghasutan, mengecewakan pihak lain

Þ Kontravensi rahasia

Contoh : berbuat khianat atau membuka rahasia orang lain

Þ Kontravensi taktis

Contoh : mengejutkan lawan, mengganggu, membingungkan orang lain, memaksa, provokasi, intimidasi

Senin, 22 Juni 2009

RENCANA PEMBELAJARAN TEMATIK
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL “TARUNA PEDULI 1”
KELOMPOK PKK RW III, DESA TLAGA, KECAMATAN GUMELAR




Topik Belajar : Ketrampilan
Sub Topik Diskusi : Membuat Kue Serabi
Topik Menulis : Peralatan
Bahan
Cara Membuat
Bahan Bacaan : Peralatan
Bahan
Cara Membuat
Kegiatan Berhitung : Cara Mengukur Bahan
Perincian Biaya
Kegiatan Aksi : Membuat Kue Serabi
Pemasaran





Gumelar, 1 Oktober 2007

Mengetahui,
Penilik P N F Tutor


DARMONO, S.Pd, M.M S U G I T O
NIP. 130653111 NIM. 813846253











Rencana Pembelajaran Tematik
Kegiatan Belajar Mengajar Keaksaraan Fungsional

Pendahuluan
Kue serabi merupakan makanan/jajanan pasar. Rasanya manis dan gurih. Banyak orang yang menyukai kue serabi ini karena rasanya yang khas dan dapat ditemui di mana-mana. Cara membuatnya pun mudah dengan bahan-bahan yang mudah didapat pula.

I Bahan yang dibutuhkan
1. 4 cangkir tepung beras
2. 1 cangkir kelapa parut muda
3. 3 cangkir santen encer
4. 2 butir kemiri
5. gula jawa
6. garam secukupnya

II Alat yang digunakan
1. panci/baskom
2. cetakan serabi
3. parut
4. loyang

III Cara Membuat
1. Tepung beras dicampur kelapa parut, tuangi dengan santan yang sudah dihangatkan (jangan sampai mendidih) dan bubuhi sedikit garam. Aduk sampai rata dan adonan dapat dipulung.
2. Tumbuk kemiri sampai halus, lalu campur dengan adonan tadi. Cairkan adonan dengan sisa santan hangat lalu dadar di cetakan yang terbuat dari tanah liat. Cetakan dilumuri dengan minyak kelapa. Pakai kayu api, kalau adonan sudah masuk, tutup cetakan tersebut.
3. Tunggu kurang lebih 2 menit dalam posisi api sedang. Buka penutup cetakan, ambil adonan yang sudah matang, lalu tiriskan dalam loyang.
4. Siap untuk dihidangkan. Lebih nikmat jika dimakan dengan kincau atau santan cair yang direbus dengan sedikit garam dan beberapa daun pandan.



IV Perhitungan biaya dan bahan
1. Biaya bahan
 4 cangkir tepung beras Rp 3.000,00
 1 butir kelapa Rp 1.000,00
 2 butir kemiri Rp 200,00
 1 sendok teh garam Rp 100,00
 ½ kg gula jawa Rp 3.000,00 +
Jumlah Rp 7.300,00
2. Jika dari hasil pembuatan kue serabi dengan bahan di atas menghasilkan 25 biji kue dan satu buah kue dapat dijual dengan harga Rp 400,00 , kita dapat menghitung keuntungan atau kerugiannya sebagai berikut :
 Hasil penjualan Rp 400,00 X 25 buah = Rp 10.000,00
 Biaya bahan belanja =Rp 7.300,00 -
 Perolehan keuntungan =Rp 2.700,00

V Pemasaran
1. Dijual ke konsumen langsung
2. Dijual di warung-warung